Freight Kargo Turun, Tapi Masih Relatif Mahal
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto (Foto: Laman DPP INSA)
Surabaya – Pelayaran mengakui jika tarif pengapalan barang (kargo) internasional mengalami penurunan, meskipun belum menyentuh seperti pada sebelum pandemi Covid-19. Pengusaha juga tak lagi kesulitan untuk mendapatkan layanan kargo, termasuk kontainer.
Ongkos pengapalan atau kargo internasional memang sudah mengalami penurunan, namun belum kembali ke posisi sebelum pandemi Covid-19. Selain itu, pengusaha mengaku, tak lagi kesulitan untuk mendapatkan layanan kargo, termasuk kontainer.
Mengutip FBX Freightos, Global Container Freight Index per 16 September 2022 mencapai US$ 4.653. Angka ini mengalami penurunan 57 persen dari 17 September 2021 lalu yang mencapai 10.996 dolar AS.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto mengatakan, penurunan tarif kargo karena tak ada lagi penguncian wilayah yang ketat akibat Covid-19.
“Freight internasional (tarif kargo) sudah jauh turun dibandingkan saat pandemi karena sudah tidak ada lockdown, blank sailing (tak berlayar/ pembatalan), sehingga terjadi keseimbangan supply & demand,” kata Carmelita, seperti yang dirilis CNBC Indonesia, (19/9/2022).
Dia mencontohkan, ongkos freight dari Asia ke Amerika Serikat saat ini sudah berkisar antara 3.000 dolar AS – 5.000 dolar AS, dibanding ketika masa-masa awal pandemi mencapai 10.000 dolar AS.
Ketua DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno juga mengamini harga freight kontainer internasional sudah mulai turun. Namun belum ke posisi sebelum pandemi.
“Sudah turun tapi belum bisa menyamai sebelum pandemi,” kata Benny.
Benny menggambarkan, dari pengiriman Asia ke Amerika Serikat untuk kontainer ukuran 20 kaki, masih mencapai 8 ribu dolar AS, sedangkan untuk rute Asia – Eropa mencapai 6.000 dolar AS.
Sedangkan pada masa sebelum pandemi, ongkos freight dari Asia – Amerika Serikat untuk ukuran kontainer 20 kaki hanya 4.000 dolar AS sedangkan untuk rute Asia – Eropa 3.000 dolar AS.
Dia juga menjelaskan untuk mencari kontainer dan space kapal untuk melakukan ekspor juga sudah jauh lebih mudah dari sebelum pandemi.
Sebelumnya pada Januari lalu, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur sempat mengeluhkan harga kontainer yang sangat mahal melonjak hingga 900%, juga sulit mendapatkan ruang kapal.
“Pengiriman kesulitan kontainer, khususnya ke Amerika. Biaya terlalu tinggi sehingga barang tidak terangkut,” jelasnya.
Imbasnya, banyak perusahaan mebel yang menunda untuk melakukan pengiriman barang. Produksi juga terhambat karena tidak terjual. Sehingga ada juga perusahaan kecil yang menutup tokonya menunggu solusi. (*)