PT BLP Tawarkan Pengiriman Kontainer yang Lebih Efisien Melalui Kereta Api
(Foto: Kereta Api Container Multimoda Export dari Stasiun Semarang Tawang memasuki Gate CY TPS PELINDO Surabaya/HO-BLP)
Surabaya – PT Bintang Laut Platinum (BLP) menawarkan layanan pengiriman kontainer yang lebih efisien kepada perusahaan pelayaran dan logistik di Indonesia. Penawaran tersebut dilakukan seiring dengan pengoperasian layanan kereta api kontainer yang menghubungkan tiga kota pelabuhan terbesar di Indonesia.
Iko Sukma Handriadianto, Head of International Service PT. Bintang Laut Platinum (BLP), dalam sebuah diskusi dengan Indonesia Shipping Gazette, menjelaskan layanan PT BLP ini menghubungkan beberapa sentra perdagangan internasional di Indonesia serta sejumlah pelabuhan internasional yang melayani perdagangan oceangoing.
Sejumlah kondisi, peluang, dan potensi telah mendorong PT BLP yang berkantor pusat di Surabaya ini untuk menawarkan layanan tersebut.
Pertama, kata Iko, karena tersedianya jaringan rel kereta api (railway) yang menghubungkan sentra perdagangan atau antara pelabuhan-pelabuhan yang memiliki volume bongkar muat yang tertinggi.
Saat ini sudah tersedia double track railway yang mengubungkan kota-kota besar yakni Surabaya-Semarang-Jakarta di mana kota tersebut memiliki pelabuhan-pelabuhan terbesar di Indonesia. Jakarta memiliki Tanjung Priok yang Pelabuhan terbesar dengan volume kontainer internasional yang terbesar. Surabaya memiliki Tanjung Perak, pelabuhan terbesar kedua dengan volume kontainer, dan Semarang merupakan Pplabuhan terbesar ketiga dari sisi arus kontainer.
Ada dua moda transportasi darat yang kini bersaing dalam pengiriman kargo (kontainer) yaitu angkutan jalan raya (trucking) dan angkutan kereta api. Namun, meskipun bersaing, keduanya juga dapat saling melengkapi, khususnya dalam penggunaaan transportasi antar-moda atau multimoda, dengan keunggulan dan kekurangannya masing-masing, baik dari efisiensi maupun dari sisi keramahannya terhadap lingkungan.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat- United States Environmental Protection Agency (EPA) – jika dilihat secara khusus pada transportasi barang, truk berukuran sedang dan berat menyumbang 26 persen dari total emisi, sementara jalur kereta api menyumbang 2 persen.
Dari segi efisiensi, Association of American Railroads (ARR) memperkirakan rata-rata jalur kereta barang 3-4 kali lebih hemat bahan bakar dibandingkan truk. ARR memperkirakan penggunaan kereta api dalam pengiriman barang (kontainer) akan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 75 persen.
“Kami sangat sepaham dengan kesimpulan-kesimpulan tersebut. Hal-hal tersebut juga menjadi pertimbangan PT BLP dalam membuka layanan angkutan multimoda menggunakan kereta api yang menghubungkan beberapa sentra ekspor impor di Indonesia,” kata Iko.
Kedua, pertumbuhan industri di Jawa Tengah juga menjadi daya tarik sendiri. Industri di Jawa Tengah tumbuh signifikan, sementara pada sisi lainnya, Pelabuhan Tanjung Emas sering mengalami berbagai masalah, baik karena rob maupun kedalaman kolamnya yang kurang memadai untuk kapal-kapal besar.
Kondisi pelabuhan tersebut sering memaksa sejumlah kontainer ekpor dari Propinsi Jawa Tengah dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok atau Pelabuhan Tanjung Perak. “Pelabuhan laut Semarang terkendaka kedalaman pelabuhan yang tidak terlalu dalam, sehingga kapal besar international tidak bisa sandar dan harus menggunakan feeder kapal lain yg lebih kecil,” tegas Iko.
Ketiga, ada beberapa jenis barang yang tidak bisa menggunakan kapal feeder, sehingga butuh moda transportasi lain. “Moda kereta api merupakan solusi terhadap masalah ini.
Rute Layanan
Secara umum, layanan multimoda BLP saat ini memiliki dua rute utama yakni, Surabaya – Jakarta dan Surabaya-Semarang dengan point of loading/unloading atau point of transit di berbagai terminal petikemas yang berada di tiga Pelabuhan utama di kota tersebut.
Rute Semarang-Jakarta misalnya memiliki point of loading di Stasiun Semarang Tawang Kargo Ronggowarsito (IDSMT). Rute ini melayani container export dari Jawa Tengah melalui sejumlah terminal export di Pelabuhan Tanjung Priok, termasuk JICT (Jakarta International Container Terminal), Terminal Peti Kemas Koja (TPK Koja), New Priok Container Terminal One (NPCT1), dan IPC TPK Terminal 3.
Untuk melayani rute ini, BLP menggunakan Kereta Api KA. Banteng Cargo 1 dengan nomor Voyage No 2509. Kereta ini beroperasi setiapak hari dengan jam keberangkatan (ETD) pukul 13.00 dan diperkirakan tiba (ETA) pukul 23.00.
BLP juga melayani ekspor dari Semarang melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yakni
Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dan Terminal Teluk Lamong (TTL). Untuk melayani rute ini BLP mengoperasikan Kereta Api KA. Banteng Cargo 2 (Route No : 2510). Kereta ini beroperasi setiap hari dengan keberangkat ( ETD) pukul 12.00 dari Semarang dan dijadwalkan tiba (ETA) pukul 23.00 di Surabaya.
Rute lainnya adalah rute Surabaya – Jakarta. Berangkat dari Pelabuhan Muat Ekspor Stasiun Surabaya Benteng (IDSBE) menuju Jakarta dengan Pelabuhan/Terminal Transit di beberapa terminal di Pelabuhan Tanjung Priok termasuk JICT, NPCT1, TPK Koja, dan Terminal 3.
Rute ini dilayani Kereta Api KA. Banteng Cargo 1 dengan Route Number 2509. Kereta beroperasi setiap hari dengan jadwal keberangkatan (ETD) pukul 05.45. dan dijadwalkan tiba pada (ETA) pukul 23.00.
Rangkaian Kereta Api berjenis Gerbong Datar 30 GD / 60 TEUS dalam satu rangkaian. Fasilitas bongkar muat dikelola oleh PT. Dwipa Kharisma Mitra (sisco PT. Bintang Laut Platinum) yang dilengkapi 2 RS di masing masing Trainport dan Area timbun dan penumpukan dalam pengawasan Kepabeanan.
BLP juga menyediakan beberapa fasilitas pendukung, termasuk layanan pickup dan trucking jika diperlukan customer. “Namun, untuk layanan ini (pickup dan trucking), customer boleh menjalankan sendiri atau menunjuk pihak lain selain BLP,” tegas Iko.
Keunggulan Layanan Multimoda BLP
Iko menjelaskan sejumlah kelebihan menggunakan layanan international multimoda kereta api. Pertama, layanananya multimoda ini terintegrasi dengan sistem kepabeanan antar manifest pengangkut internasional.
Kedua, customs clearance dilakukan oleh EMKL/Shipper di pelabuhan asal; ketiga, lebih tepat waktu karena berjadwal tetap; keempat, pengurusan dokumen yang lebih efisien dengan harga yang lebih murah karena sudah termasuk Transit Port handling; kelima, lebih ecogreen dibanding trucking satu Container satu head.
Keenam, lebih mudah pengawasan oleh kepabeanan dan mudah terselesaikan dalam dokumen angkut kepabeanan, dan ketujuh, layanan ini memungkinkan mencetak angka ekspor dari daerah asal.
“Lebih didukung oleh pemerintah karena Mendorong terwujudnya sentranomi dan investasi berbasis potensi dan industri di sepanjang jalur kereta api, dan mengurangi kerusakan jalan akibat angkutan berat,” jelas Iko.
Dalam pengoperasiannya, BLP telah bekerja sama dengan sejumlah pihak. Untuk gerbong kereta api, BLP telah bekerja sama dengam PT.Kereta Api Indonesia (KAI). BLP menyewa rangkaian keteta api gerbong datar dengan kapasitas masing-masing 60 TEUs dari perusahaan plat merah tersebut.
Dalam operasional kegiatan bongkar muatnya di Stasiun Kargo Semarang dan Stasiun Jakarta Gudang, BLP telah bekerja sama dengam PT Kereta Api Logistik (KALOG) dalam bentuk perjanjian JO-BKALOG (Join Operation BLP KALOG). PT KALOG merupakan anak usaha dari PT KAI yang fokus pada angkutan barang melalui kereta api.
Sementara untuk market-nya, beberapa perusahaan pelayaran besar global telah memanfaatkan layanan ini dalam pengirman container mereka, baik untuk ekspor maupun untuk import.
Hingga saat ini tercatat beberapa perusahaan pelayaran dan logistik yang sudah memanfaatkan layanan ini antara lain perusahaan pelayaran terbesar ketiga global berbendera Perancis CMA CGM beserta pelayaran afiliasinya, ANL, CNC, dan APL. Disamping itu, ada juga perusahaan KCA yang sudah menajdi customer layanan BUAM BLP ini.
“Sudah banyak perusahaan pelayaran dan logistic yang sudah menyatakan minat untuk memanfaatkan layanan ini. Kami sangat berterima kasih dan akan terus membuka peluang dengan mereka,” kata Iko.
Dengan melihat tingginya minat customer tersebut, Iko menggarisbawahi bahwa BPL sedang melakukan evaluasi untuk melakukan ekspansi layanan. “Kami sedang mengevaluasi dalam memperluas layanan. Yang pasti, layanan ini sangat membantu dalam kemudahan kegiatan ekspor dan impor di sepanjang jalur kereta api,” ucapnya.
BLP juga sedang mempersiapkan layanan International Transhipment multimodal hub Surabaya untuk mengakomodir Container International dari Indonesia Timur.
Ia berharap adanya dukungan yang optimal dari pemerintah, mengingat layanan international multimodal ini adalah pelopor terobosan tekhnik logistik dengan mengoptimalkan infrastruktur yang sudah dibangun. “Sudah sewajarnya ada compliment yang diberikan oleh pemerintah kepada kami, karena juga menjadi triger pemerataan sentranomi pembangunan ekonomi daerah berakses global,” kata Iko. (*)