ALFI Apresiasi Upaya Pelindo Tekan Biaya Logistik
Ketua Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Sebastian Wibisono mengapresiasi Pelindo pascamerger terus berupaya melakukan upaya
penurunan biaya logistik guna meningkatkan daya saing nasional, dalam menuju Indonesia Emas 2045.
Berbagai pelaku industri dan pemangku kepentingan di sepanjang rantai nilai logistik, untuk
mempercepat layanan logistik.
Pada awal tahun ini, SPSL melalui anak perusahaan, yakni PT Multi Terminal Indonesia mulai melayani kegiatan konsolidasi dan distribusi cargo milik PT Salam Pacific Indonesia Line (SPIL) dan PT Meratus Line, di lapangan Cargo Consolidation and Distribution Center (CCDC) 100 Makassar.
Di Sumatra Utara, SPSL melalui anak perusahaan lainnya, yakni PT Prima Indonesia Logistik bekerja sama dengan PT Sei Mangkei Nusantara Tiga, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Pos Indonesia untuk konsolidasi layanan logistik di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Konsolidasi logistik direncanakan berada di Sei Mangkei Dry Port.
“Kemitraan yang dilakukan Pelindo tersebut, diharapkan terus dilakukan disepanjang rantai
pasok logistik, guna mempercepat layanan logistik dalam negeri. Begitu juga Pelindo dalam membentuk ekosistem logistik melalui layanan transportasi logistik multimoda, diharapkan secara bertahap akan menciptakan efisiensi biaya logistik,” kata Wibi.
Menurutnya, kemitraan yang dikembangkan tersebut merupakan strategi perusahaan dalam mengoptimalkan operasional lapangan penumpukan, serta meningkatkan kualitas pelayanan jasa
petikemas seperti layanan lift on/ lift off, stuffi ng/stripping, penumpukan, penyediaan alat bongkar muat, kebersihan, supervisi, relokasi, dan potensi bisnis lainnya.
“Langkah ini diharapkan memberikan dampak positif dan menjadi pendorong perusahaan dalam menghadapi transformasi bisnis yang lebih besar dan kompetitif,”.
Diskon
Para pelaku usaha menyambut positif kebijakan pemberian diskon penumpukan peti kemas
yang diberikan PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) pada masa pembatasan angkutan barang menjelang Idul Fitri 1445 H / 2024 M.
Pembatasan angkutan barang dilakukan mulai tanggal 5 April 2024 hingga 16 April 2024. Angkutan barang non-kebutuhan pokok seperti beras, daging, tepung, minyak, dan lainnya dilarang melintas.
Akibatnya, barang non-kebutuhan pokok untuk sementara tidak dapat dilakukan pengiriman dan berada di dalam pelabuhan.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Sebastian Wibisono mengatakan, pemberian keringanan tersebut disambut positif di tengah
naiknya biaya pengiriman barang (freight cost) akibat kondisi politik maupun ekonomi dunia yang tidak menentu.
Pembatasan angkutan barang berpotensi meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik
barang karena biaya penumpukan yang bertambah. “Kami menyambut positif pemberian diskon hingga 50 persen yang diberikan oleh Pelindo, dengan adanya diskon ini setidaknya kami bisa menghemat sekitar 20 persen dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh importir,” kata Wibi.
Hal senada disampaikan Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) wilayah Jawa Tengah, Budiatmoko yang menilai kebijakan pemberian diskon penumpukan peti kemas sangat bernilai dan berarti bagi para importir.
Dengan adanya pembatasan angkutan barang, pihaknya mengimbau kepada para anggota GINSI untuk menunda pengiriman barang dari negara asal ke Indonesia hingga masa pembatasan angkutan barang berakhir agar tidak menumpuk di pelabuhan.
“Jika sudah terlanjur tiba di pelabuhan, kami mengajukan keringanan kepada Pelindo agar mendapat diskon penumpukan peti kemas. Harapan kami ke depan tidak hanya diskon, melainkan sekaligus penghapusan tarif progresif selama masa pembatasan angkutan barang,” ungkap
Budiatmoko. (*)