GPEI Jatim Dorong Ekspor Meski di Tengah Kondisi Krisis
Surabaya – Kebijakan pemerintah RI dalam memacu kinerja ekspor nasional dinilai sudah cukup tepat. Hal ini terbukti dengan masih tumbuhnya nilai ekspor Indonesia selama periode semester pertama tahun ini.
Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) Jawa Timur, Isdarmawan Asrikan mengatakan, kendati ditengah kondisi ancaman gelombang krisis global (inflasi, pangan dan BBM), belum selesainya persoalan Pandemi Covid-19 didunia, serta dampak perang Rusia – Ukraina yang masih berlangsung, namun
Indonesia justru masih menorehkan pertumbuhan kinerja ekspor.
“Kita patut bersyukur lantaran kinerja ekspor nasional masih terus tumbuh sepanjang periode semester pertama tahun ini. Pertumbuhan ekspor itu tidak lepas dari dukungan kebijakan Pemerintah yang cepat mengakomodir kepentingan para eksportir Jatim dan nasional,” kata Isdarmawan, kepada Trans & Log NEWS, seusai acara “Talkshow Ekspor Festival” di Surabaya, belum lama ini.
Isdarmawan mengungkapkan, masih membaiknya kinerja ekspor nasional itu juga tidak terlepas lantaran sejumlah negara lainnya di dunia banyak yang tidak bisa memenuhi sejumlah kebutuhan komoditi, yang pada akhirnya kondisi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para eksportir Indonesia.
“Negara-negara tujuan ekspor seperti Eropa dan Amerika mengalami tekanan disektor industry dan
perdagangan oleh karena daya beli masyarakatnya menurun akibat semua harga-harga ikut naik”, ujarnya.
Lebih lanjut, Isdarmawan- eksportir kopi Jatim mengatakan, dibeberapa wilayah Amerika sudah terjadi
Jobless dan homless akibat dari banyak sektor industri dan perdagangan menurun aktivitasnya sehingga
mengurangi tenaga kerja bahkan ada pemutusas hubungan kerja (PHK).
“Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekspor dari Indonesia oleh karnea order banyak mengalami penurunan,” katanya.
Kita juga patut bangga karena saat ini Indonesia semakin popular ditataran global/ kancah internasional karena berhasil memenuhi kebutuhan berbagai negara di dunia melalui ekspor komoditi nasional. Selain itu, Indonesia juga tergolong negara yang cepat melakukan recovery setelah didera Pandemi covid-19 beberapa waktu lalu.
Bahkan mulai awal tahun 2022 ini semua kalangan dunia usaha termasuk eksportir langsung tancap gas. GPEI juga mengapresiasi dorongan Pemprov Jatim dalam memacu kinerja ekspor.Seperti, yang belum lama ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor produk senilai 1,46 juta dolar AS darilima perusahaan asal Jatim ke empat negara tujuan.
Pelepasan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Khofifah di sela gelaran “East Java Export Festival” di Hotel Novotel Samator Surabaya, Selasa (1/11/2022). Keempat negara tujuan tersebut adalah Jepang, Belanda, Chile, dan Korea Selatan.
Secara rinci, ekspor terdiri dari PT. Cheil Jedang Indonesia sebanyak 197 ton produk ekspor, L-Tryptophan dan Sekar Laut, Tbk dengan 22.542 kg Kerupuk Finna dan Sambal Uleg, bertujuan Belanda. Selain itu, PT. Santos Jaya Abadi dengan 4,534.50 Kg Kopi Kapal Api dikirim ke Korea Selatan, PT. Indocipri, Gresik, dengan 14.000 kg Penta Resin 100 tujuan Jepang. Serta, ekspor juga berasal PT. Insera Sena dengan komoditas sepeda Polygon dengan tujuan Jepang dan Chile. Masing-masing sejumlah 1.998 Ton dan 4.240 Ton.
Gubernur Khofifah mengatakan, kegiatan Export Festival semacam ini merupakan komitmen Pemprov JawaTimur dalam mendukung para pelaku usaha baik UMKM maupun eksportir skala besar dalam menembus pasar luar negeri.
“Melalui pelepasan ekspor ini diharapkan mampu memberikan semangat bagi pelaku usaha di Jawa Timur bahwa ekspor itu mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja,” ungkap Gubernur Khofifah.
Untuk diketahui, nilai ekspor Jatim pada periode Januari – September 2022 mencapai 18,08 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan 8,45 persen (y-on-y) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara, ekspor non migas Jatim pada Januari– September 2022 tumbuh positif sebesar 11,17 persen (yon-y) dengan nilai ekspor mencapai 17,19 Miliar dolar AS.
Sebagai catatan, setiap bulannya ekspor non migas senantiasa berkontribusi signifikan terhadap total capaian ekspornya. Pada bulan September 2022 saja, sebesar 93,32 persen dari total ekspor Jawa Timur ditopang oleh ekspor non migas.
Atas capaian tersebut, Gubernur Khofifah menekankan, bahwa potensi perdagangan ekspor ke luar negeri asal Jatim harus terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. “Melalui pelepasan ekspor semacam ini, kita bisa mengapresiasi sekaligus menginspirasi akan terjalinnya kolaborasi bisnis yangdapat memperluas jaringan usaha bagi para pelakunya,” pesan Khofifah.
Selain pelepasan ekspor, dalam East Java Export Festival kali ini juga disediakan booth dari berbagai mitra Pemprov Jatim yang memberikan layanan fasilitasi, konsultasi, dan bimbingan bagi para calon eksportir maupun eksportir agar mampu melakukan ekspor atau memperluas jangkauan ekspornya.
“Di sinilah peran dari pemerintah untuk terus berupaya dalam memfasilitasi dan membuka jalan bagi para calon eksportir maupun eksportir yang ingin melakukan ekspansi,” tuturnya.
Sinergi Bankjatim dengan GPEI
Paa kesempatan itu, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau bankjatim menjalin kerja sama dengan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Timur. Kerjasama ini bertujuan untuk bersama-sama memberikan pelatihan kepada UMKM potensi ekspor.
Upaya sinergai bankjatim dengan GPEI ini sekaligus memberikan stimulus dan membantu pelaku usaha
untuk bangkit dan mengembangkan bisnisnya pasca pandemi Covid-19.
Nota kesepahaman ditandatangani Direktur Utama Bankjatim Busrul Iman dengan Ketua GPEI Jawa
Timur, Isdarmawan Asrikan. Ikut menyaksikan penandatanganan kerjasama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Bupati Sidoarjo Ahmad Mudlor Ali serta Drajat Irawan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur.
Dirut Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, selain bersinergi dalam memberikan pelatihan kepada UMKM, kerja sama dengan GPEI Jatim ini juga mencakup program pencetakan 100 UMKM berpotensi ekspor. Kemudian, program usiness matching dengan exportir potensial, transaksi trade finance. (gus)