STIAMAK Barunawati Gelar Pelatihan Pemasaran Digital untuk UMKM
Surabaya – Peningkatan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian lokal mendorong pentingnya inovasi pemasaran digital.
“Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada UMKM dalam mengelola bisnis secara efektif melalui strategi pemasaran digital,” kata Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya, Gugus Wijanarko, saat pembukaan pelatihan.
Program pelatihan pemasaran digital dan pengemasaan produk hasil dari kolaborasi STIAMAK Barunawati dan UD Ridho Ilahi. Kegiatan ini merupakan program hibah Pengabdian Masyarakat (PkM) Kemendikbudiristek yang diselenggarakan pada Sabtu, 7 September 2024 di Kampus STIAMAK.
Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) UD Ridho Ilahi Gresik berfokus pada usaha
kreatif kerajinaan pakaian dan tas yang menggunakan tehnik Ecoprint. Mereka
menggunakan motif natural yang salah satunya adalah bentuk daun. Geliat UMKM
ini sangat mendukung ekonomi ramah lingkungan dan berdaya saing, namun pemasarannya belum merambah ke pasar digital dan pasar ekspor.
Tim PkM dosen dipimpin oleh Gugus Wijonarko yang beranggotakan Dian Arisanti dan Panca Rahardiyanto. Tim Mahasiswa juga tak ketinggalan dalam memberikan dukungan pelatihan yang terdiri dari Yudha, Fagasa, dan Firdaus. Sedangkan UD Ridho Ilahi yang dikoordinir oleh Sulistya beranggotakan 10 pengrajin ecoprint.
Materi kegiatan pelatihan berisi bisnis model canvas, pemasaran digital, dan pengemasan produk yang menarik pada level ekspor. Turut serta Dian Arisanti dan Nur Widyawati sebagai narasumber sekaligus dosen di STIAMAK dan Chilman Suadi selaku perwakilan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI).
Pelatihan dimulai pada pukul 08.30-12.00 WIB dengan suasana penuh semangat dan keakraban. Gugus membuka pelatihan dengan motivasi “Kolaborasi positif ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing para pengrajin hingga level ekspor”.
“Produk Ecoprint ini mayoritas homemade yang dicetak dari daun jati salah satunya yang dikeringkan dan sudah dipasarkan ke berbagai pulau di Indonesia, namun belum menyentuh pasar ekspor,” jelas Sulistya.
Sementara Nur Widyawati menjelaskan bahwa skema bisnis model canvas ini dapat memudahkan pengaturan bisnis bagi pengrajin. Dian selaku salah satu narasumber juga mencontohkan bagaimana mengembangkan akun media sosial dan cara kerjannya untuk menarik banyak pelanggan di media sosial.
Sedangkan Chilman Suadi selaku perwakilan GPEI menjelaskan tentang mekanisme dan aturan ekspor dengan memperhatikan aspek legailitas dokumen dan kualitas produk.
“Para pengrajin nampak antusias dan mudah memahami materi dan tutorial dari para narasumber sebagai pengembangan bisnis UD Ridho Ilahi,”, kata Sulistya, menambahkan.
Selain pelatihan, program PkM ini juga memberikan peralatan Ecoprint yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi dan daya saing produk. “Efek positif pelatihan ini tentu tidak berhenti sampai di sini, tapi pengaplikasian ilmu dan hibah peralatan ecoprint akan banyak membantu keberlanjutan bisnis ini”, ujar Sulistya menandaskan. (*)