STIAMAK Barunawati Surabaya Gelar Edufest 2025
(Foto Bersama di sela pembukaan Edufest 2025, di Surabaya (5/2)/HO-STIAMAK)
Surabaya – Manajemen STIAMAK Barunawati Surabaya bersama seluruh sivitas akademika untuk pertama kalinya menggelar acara Education Festival (Edufest 2025 ) yang diiringi dengan berbagai kegiatan Webinar, Seminar, Talkshow, product Lunch, Games, Book Exibition, Stock Investment The Indonesia Stock Exchange Investment Galllery , Introduction to Port & Marine.
Kegiatan yang dibuka pada 5 Februari 2025 tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Dies Natalis STIAMAK Ke-35 yang mengusung tema “Ignite Your Passion To Fuel Your Ambi on At STIAMAK” (Kobarkan Semangat Anda Untuk Mendorong Ambisi Anda Di STIAMAK). Tujuannya, untuk mewadahi serta pengembangan bakat para siswa dan juga membentuk mental siswa agar berani bersaing dengan yang lain.
“Semoga kegiatan ini berjalan lacar, sukses dan berharap panitia dapat mengawal kegiatan ini dengan baik,” kata Ketua STIAMAK, Dr Gugus Wijanarko MM, dalam sambutan pembukaan Edufest STIAMAK 2025, yang dihadiri Senat STIAMAK Barunawa, Kepala Sekolah SMK Barunawati dan jajarannya, Kepala Kantor BEI Jawa Timur Cita Melilisa dan jajarannya, Konselor Pendidikan Ruth Carolina dan jajarannya, Pimpinan dan Anggota Senat Akademik, segenap dosen dan tenaga kependidikan, serta seluruh Siswa SMK Barunawa Surabaya.
Gugus mengemukakan, siswa Kelas 12 SMK Baruawati sebentar lagi akan memulai sebuah perjalanan baru, yaitu sebuah perjalanan intelektual di kampus Perguruan Tinggi dimanapun yang siswa cita-citakan.
Tujuan dari perjalanan tersebut, tentu bukan sebatas didapatkannya gelar akademik, tapi yang tidak kalah penting adalah dicapainya kompetensi kesarjanaan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, karakter dan kepribadian.
Masa kemahasiswaan sangat penting, karena melalui masa tersebut para mahasiswa membangun dan membentuk fondasi, sebagai pijakan bagi perjalanan karier di kemudian hari. Keberhasilan para mahasiswa dalam menempuh perjalanan intelektual tersebut, melewati ‘masa kemahasiswaan’ yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan, yaitu lingkungan akademik di kampus, lingkungan virtual/digital, dan lingkungan keluarga.
“Izinkan saya pada kesempatan ini, STIAMAK menyelenggarakan kegiatan EDUFEST sebagai rangkaian kegiatan DIES NATALIS STIAMAK ke-35 mengajak seluruh siswa SLTA/SMK di Surabaya untuk memperoleh resep bagaimana menghadapi faktor lingkungan tersebut,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut STIAMAK menghadirkan Konsultan Pendidikan Rut Carolina untuk dapat berdiskusi dan sharing dalam mengembangkan passion dan potensi yang kalian miliki untuk menjadikan pertimbangan sebelum menentukan pilihan kuliah di jenjang yang lebih tinggi.
STIAMAK juga menghadirkan Kepala Perwakilan BEI Jawa Timur, Cita Meilisa yang berbagi tentang bagaimana dapat selalu memanfaatkan peluang dan waktu disamping kegiatan rutin dengan mempelajari dunia saham.
LLingkungan akademik di Kampus STIAMAK terdiri atas kurikulum akademik dan sistem pembelajaran di kelas, lingkungan penelitian, inovasi dan pengabdian masyarakat, serta lingkungan interaksi sesama mahasiswa.
Dengan terlibat di kegiatan tersebut, mahasiswa berinteraksi dengan para pelaku industri, pelaku pemerintahan, dan komunitas-komunitas lokal. Melalui interaksi-interaksi tersebut, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk berla h beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang baru, serta merespons permasalahan di ‘dunia nyata.’
Sebagian besar para siswa masuk ke dalam Generasi Z, Salah satu karakteristik dari Generasi Z adalah tingginya intensitas kegiatan melalui digital plattorm atau social media. Menurut sejumlah sumber data, di awal tahun 2024 ini pengguna aktf Instagram, Facebook, Twitter dan Tiktok di Indonesia sudah di atas 100 juta untuk masing-masing plattorm.
Melalui social media, dapat melakukan updating, sharing, dan profiling beraneka ragam informasi. Informasi tersebut kemudian beredar dan ber-sirkulasi, membentuk apa yang disebut hyper-connectivity.
Semua itu kemudian membawa pengaruh dalam membentuk pengalaman virtual, persepsi dan pengetahuan,dan pada gilirannya, lingkungan virtual tersebut akan turut mempengaruhi perkembangan diri. Lingkungan virtual tersebut berpengaruh bergantung pada cara menjalani interaksi virtual dan pembelajaran digital.
Jadi, bisnis digital dan memanfaatkan sosial media menawarkan sarana yang penting untuk membangun dan memperluas interaksi sosial, dan juga berbagai sumber informasi yang mendukung pembelajaran, karekater dan pengembangan diri.
Seringkali didengar fenomena “Helicopter Parenting”, dimana orang tua berperan terhadap proses studi sang anak, sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan tertekan pada sang anak sehingga sang anak dapat mengalami keterisolasian dalam pergaulannya dengan sesama mahasiswa, dan penurunan rasa percaya diri.
Para siswa tumbuh berkembang mulai dari lingkungan keluarga, lalu masuk ke lingkungan sosial yang lebih luas, dan, di era digital ini, masuk ke lingkungan virtual. Proses perkembangan diri dipengaruhi oleh interaksi antara siswa atau mahasiswa dengan berbagai lingkungan tersebut.
Lingkungan keluarga merupakan faktor yang besar pengaruhnya, karena lingkungan keluarga adalah yang paling dekat dan paling erat. Ketika menjadi siswa SMK, mahasiswa, pada dasarnya menuju dan atau bahkan ada yang sudah menjadi seseorang dewasa, yang tengah berupaya meningkatkan kompetensi, karakter, dan menggali peluang-peluang untuk perjalanan karier di masa depan.
Oleh karena itu, pilihan-pilihan kompromi perlu didiskusikan. Rasa kasih sayang di dalam keluarga dapat menjadi fondasi, untuk membangun sikap yang terbuka terhadap perbedaan, dan kerelaan untuk saling-menyesuaikan.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih melimpahkan rahmat dan karunia kepada kita semua, sehingga kita dapat terus-menerus bekerja, saling-percaya dan mendukung untuk terus berkarya, serta berupaya meningkatkan kompetensi dan karakter kita demi kemajuan bangsa, negara, dan kemanusiaan,” demikian Gugus mengakhiri sambutan. (*)