Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak Lakukan Konservasi Energi
(Foto: Kunjungan Tim Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ke TTL/HO-TTL)
Surabaya – Sejumlah terminal di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya telah melakukan konservasi energi di antaranya di Terminal Teluk Lamong, Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam), dan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI).
Senior Manager Quality, Health, Safety, Security, and Environemnt PT Terminal Teluk Lamong, Anang Januriandoko, ketika menerima kunjungan Tim Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, belum lama ini menjelaskan bahwa
berbagai sarana dan prasarana berbasis energi bersih yang telah diterapkan PT TTL.
Sebagai pelabuhan berkonsep greenport dan smartport, TTL telah menggunakan peralatan bongkar muat seperti Automatic Stacking Crane (ASC), Ship to Shore Crane (STS) dan Grab Ship Unloader (GSU) yang sepenuhnya menggunakan energi listrik. Selain itu, peralatan bongkar muat yang digunakan juga telah terbukti dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon secara signifikan.
TTL telah memiliki komite energi dan menerapkan sistem manajemen energi ISO50001:2018 untuk mengawasi dan mengendalikan konsumsi energi di seluruh area operasional. Komitmen ini diperkuat dengan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan penggunaan lampu tenaga surya sebagai bagian dari inisiatif penggunaan energi terbarukan di kawasan pelabuhan.
Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam) juga telah memiliki strategi konservasi energi, mulai dari penggunaan biosolar B40, konversi lampu Son-T ke LED, pemanfaatan shore connection, hingga rencana pengoperasian Electric Rubber Tired Gantry (ERTG) di awal tahun 2026.
Sedangkan PT BJTI pada kesempatan itu memaparkan transformasi alat operasionalnya, mulai dari konversi energi Harbour Mobile Crane (HMC) konvensional menjadi HMC listrik, hingga perubahan RTG konvensional menjadi RTG baterai yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Anang Januriandoko menyampaikan apresiasi atas kunjungan Tim Kemenhub RI yakni Rachmat Budi Setiawan, Linda Evans, Dina Kartika, dan Danawirya Silaksanti. Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan BUMN kepelabuhanan dalam mewujudkan pelabuhan Indonesia yang lebih hijau, efisien, dan berkelanjutan.
“Program konversi energi alat HMC dan RTG konvensional menjadi listrik memberikan dampak yang signifikan, selain mengurangi Ketergantungan pada BBM, menggunakan energi listrik juga mengurangi emisi gas, dan yang utama buat perusahaan adalah nilai efisiensi yang signifikan,” kata Adi Sugiri Direktur Komersial dan Teknik, PT BJTI, menambahkan.
Sementara itu, Tim Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan RI mengapresiasi jajaran tim TTL, TPK Nilam, dan BJTI yang sudah melaksanakan berbagai upaya konservasi energi di pelabuhan.
“Kami harap ke depannya tetap konsisten serta dapat membantu menyebarluaskan semangat konservasi energi ini kepada seluruh pelabuhan dalam manajemen PT Pelindo berikut subholdingnya,” ujar Danawiryya Silaksanti.
PPTB Kementerian Perhubungan RI juga mendorong pelaporan pelaksanaan manajemen energi kepada Kementerian ESDM yang berbasis web online, sebagai amanat pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi. Terkait hal tersebut PPTB dapat mengkoordinasikan diskusi lebih lanjut dengan Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM untuk pembukaan akun Pelaporan Online Manajemen Energi (POME). (*)